Tampilkan postingan dengan label ARTIKEL. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ARTIKEL. Tampilkan semua postingan

Kamis, 17 September 2015

Lirik Sancang Yayan Jatnika

Lirik Sancang Yayan Jatnika



ngalanglangan pakidulan di garut
ombak basisir ketir dina waktu eta
Sayang helang kakarang gajah
rosa jojontor sancang

Reff//

Ceunah cek beja baheula aya nagara
sancang pakuan pajajaran katelahna
prabu siliwangi nu jadi rajana
sakti mandra buhunan

Bade di islamkeun anjeuna alim
di udag putrana prabu kiansantang
hilang di leuweung eta... tileum di leuweung eta....
sancang nu caneoh geueuman

kembali ke Reff//

Pengertian Makalah

Pengertian Makalah

 

Pengertian Makalah

 

Sebagai seorang pelajar  baik mahasiswa maupun siswa kita sering di beri tugas oleh guru atau pun dosen berupaa karya tulis atau sering d sebut makalah namun  sebelum anda mengerjakan atau membuat makalah adakala baikny anda mengerti dulu pengertian makalah itu sendiri dan di bawaah in adalah penjelasan tentang Pengertian Makalah
Makalah biasanya dibagi menjadi dua jenis, yang pertama ialah makalah biasa atau di sebut (common paper) dan yang ke dua makalah posisi (position paper).
Sedangkan untuk Pengertian makalah biasa, yaitu makalah yang dibuat untuk menunjukkan pemahamannya terhadap permasalahan yang dibahas. Dalam pembahasannya  makalah ini, secara deskriptif dikemukakan berbagai pandangan tentang masalah yang sedang  dikaji dalam makalah. Dan dalam penulisannya Penulis juga memberikan pendapat, baik itu kritik atau saran,., dalam makalah biasa penulis tidak perlu berargumentasi dalam mempertahankan pendapatnya.

Sedangkan pengertian yang kedua yaitu  makalah posisi (position paper) yaitu sebuah  makalah yang dibuat untuk menunjukkan posisi teoritiknya dalam suatu kajian. Dan untuk makalah si penilis harus  menguasai penguasaan pengetahuan tertentu, serta  dipersyaratkan untuk menunjukkan di pihak mana saja si penulis berdiri beserta alasannya yang didukung oleh teori-teori atau data yang relevan. Untuk membuat makalah posisi, dalam penyusunan makalah ini penulis harus mempelajari tidak hanya satu sumber tapi dari banyak sumber yang pandangannya berbeda atau bahkan yang sangat bertentangan.dengan pandangan penulis itu sendiri
Sedangkan penegertian mkalah menurut para ahli ialah sebagai berikut
Makalah adalah Tulisan resmi tentang suatu pokok yang dimaksudkan untuk dibacakan di muka umum di  suatu persidangan dan yang sering disusun untuk diterbitkan; adapun pengertian makalah memang banyak walaupun pada intinya hamper sama namun tidak ada salahnya jika kit menethui lebih jauh tentang Pengerian Makalah menurut para ahli 

  1.  Karya tulis pelajar atau mahasiswa sebagai laporan hasil pelaksanaan tugas sekolah atau  perguruan tinggi;
  2. Makalah adalah suatu karya tulis ilmiah mengenai suatu topik tertentu yang tercakup dalam  ruang lingkup suatu perkuliahan;
  3. Pengertian Makalah adalah Karya tulis pelajar atau mahasiswa sebagai laporan hasil pelaksanaan tugas sekolah atau perguruan tinggi. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1999 : 616);
  4. Pengertian Makalah adalah Karangan yang termasuk tugas pelajar selama pendidikannya di sekolah. (Kamus Besar  Bahasa Indonesia, 1988 : 546);
  5. Jenis tugas kuliah yang harus diselesaikan secara tertulis, baik sebagai hasil pembahasan buku  (book report) maupun sebagai hasil karangan tentang suatu pokok persoalan. (A.E. Fachrudin, 1988 : 214);
  6. Uraian tertulis yang membahas suatu masalah tertentu dikemukakan untuk mendapat pembahasan lebih lanjut. (Kamus Bahasa Indonesia. W.J.S Poerwadarminta, 1994 : 496);
  7. Pengertian Makalah  adalah Karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris – objektif. (E. Zaenal Arifin, 2000 : 2);
  8. Naskah semester. Biasanya paper dituntut oleh seorang dosen atas mata kuliahnya apabila semester akan berlangsung atau kuliah akan berakhir. Karangan tidak begitu panjang mungki 10 – 15 halaman ukuran folio. (Drs. S. Imam Asy‟ari, 1984 : 17);
  9. Pengertian Makalah adalah Suatu karya tulis, baik yang ditulis oleh para mahasiswa sebagai pemenuhan tugas mata  kuliah maupun yang ditulis oleh para sarjana sebagai hasil studi atau penyelidikan. (Siswoyo Harjodipuro, 1982 : 47);
  10. Pengertian Makalah  adalahSuatu karya tulis yang disusun oleh seseorang atau kelompok yang membahas suatu pokok bahasan yang merupkan hasil penelitian di bidang pendidikan dan kebudayaan. (M. Widyamartaya dan Veronika Sudiarti, 1997 : 74)
  11. Pengertian Makalah  adalah Karangan prosa, bukan cerita rekaan, yang membicarakan pokok tertentu. Biasanya makalah dimuat di majalah atau koran, tetapi makalah dapat juga merupakan sebuah buku antologi. (Panuti Sudjiman, 1990 : 50);
  12. Pengertian Makalah adalah Suatu karya tulis yang dipergunakan untuk publikasi jurnal atau periodikal atau lisan. (Prof. Komarudin, M. Pd, 2000 : 111);


Dan itulah artikel tentang pengertian makalah yang bias saya bagikan semoga bermanfaat

Nama-nama Negara di Benua Eropa

Nama-nama Negara di Eropa Barat Beserta dengan Ibukotanya

di bawah ini adalah sederetan nama nama negara eropa beserta ibukotanya  berikut p[emeparannya

1.   Negara Belanda, nama ibukotanya adalah Amsterdam
2.    Swiss, nama ibukotanya adalah Bern
3.    Belgia, nama ibukotanya adalah Brussel
4.    Andorra, nama ibukotanya adalah Andorra la Vella
5.    Pulau Man, nama ibukotanya adalah Douglas
6.    Irlandia, nama ibukotanya adalah Dublin
7.    Gibraltar, nama ibukotanya adalah Gibraltar
8.    Inggris, nama ibukotanya adalah London
9.    Portugal, nama ibukotanya adalah Lisabon
10.    Spanyol, nama ibukotanya adalah Madrid
11.    Luksemburg, nama ibukotanya adalah Luksemburg
12.    Peranciss, nama ibukotanya adalah Paris
13.    Monaco, nama ibukotanya adalah Monaco
14.    Jersey, nama ibukotanya adalah Saint Helier
15.    Liechtenstein, nama ibukotanya adalah Vaduz
16.    Guernsey, nama ibukotanya adalah St. Peter Port

Nama-nama Negara di Eropa Tengah Beserta dengan Ibukotanya


1.    negara Jerman, nama ibukotanya adalah Berlin
2.    Hongaria, nama ibukotanya adalah Budapest
3.    Slowakia, nama ibukotanya adalah Bratislava
4.    Polandia, nama ibukotanya adalah Warsawa
5.    Austria, nama ibukotanya adalah Wina
6.    Slovenia, nama ibukotanya adalah Ljubljana
7.    Ceko, nama ibukotanya adalah Praha.

Nama-nama Negara di Eropa Timur Beserta dengan Ibukotanya


1.    Rumania, nama ibukotanya adalah Bukares
2.    Rusia, nama ibukotanya adalah Moskow
3.    Ukraina, nama ibukotanya adalah Kiev
4.    Azerbaijan, nama ibukotanya adalah Baku
5.    Kazakhstan, nama ibukotanya adalah Astana
6.    Moldova, nama ibukotanya adalah Kishinev
7.    Belarusia, nama ibukotanya adalah Minsk
8.    Bulgaria, nama ibukotanya adalah Sofia
9.    Armenia, nama ibukotanya adalah Yerevan
10.    Georgia, nama ibukotanya adalah Tbilisi

Nama-nama Negara di Eropa Utara Finlandia, nama ibukotanya adalah Helsinki


1.    Denmark, nama ibukotanya adalah Kopenhagen
2.    Aland, nama ibukotanya adalah Mariehamn
3.    Norwegia, nama ibukotanya adalah Oslo
4.    Islandia, nama ibukotanya adalah Reykjavik
5.    Latvia, nama ibukotanya adalah Riga
6.    Swedia, nama ibukotanya adalah Stockholm
7.    Estonia, nama ibukotanya adalah Tallinn
8.    Kepulauan Faroe, nama ibukotanya adalah Torshavn
9.    Lithuania, nama ibukotanya adalah Vilnius
10.    Svalbard dan Jan Mayen, nama ibukotanya adalah Longyearbyen.

Nama-nama Negara di Eropa Selatan 


1.    Yunani, nama ibukotanya adalah Athena
2.    Italia, nama ibukotanya adalah Roma
3.    Turki, nama ibukotanya adalah Ankara
4.    Serbia, nama ibukotanya adalah Beograd
5.    Siprus, nama ibukotanya adalah Nikosia
6.    Montenegro, nama ibukotanya adalah Podgorica
7.    San Marino, nama ibukotanya adalah San Marino
8.    Kosovo, nama ibukotanya adalah Pristina
9.    Bosnia Herzegovina, nama ibukotanya adalah Sarajevo
10.    Kroasia, nama ibukotanya adalah Zagreb
11.    Vatikan, nama ibukotanya adalah Vatican City
12.    Malta, nama ibukotanya adalah Valletta
13.    Albania, nama ibukotanya adalah Tirana
14.    Macedonia, nama ibukotanya adalah Skopje

Sabtu, 27 Juni 2015

Pengertian Hadits

Pengertian Hadits dan Jenis-Jenisnya



Hadits  adalah perkataan dan perbuatan dari Nabi Muhammad SAW. Hadits sebagai sumber hukum dalam agama Islam memiliki kedudukan kedua pada tingkatan sumber hukum di bawah Al-Qur'an.

Pengertian Hadits
Hadits secara harfiah berarti perkataan atau percakapan. Dalam terminologi Islam istilah hadits berarti melaporkan/ mencatat sebuah pernyataan dan tingkah laku dari Nabi Muhammad SAW.

Menurut istilah ulama ahli hadits yaitu apa yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, ketetapannya (Arab: taqrîr), sifat jasmani atau sifat akhlak, perjalanan setelah diangkat sebagai Nabi (Arab: bi'tsah) dan terkadang juga sebelumnya. Sehingga, arti hadits di sini semakna dengan sunnah.

Kata hadits yang mengalami perluasan makna sehingga disinonimkan dengan sunnah, maka pada saat ini bisa berarti segala perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan maupun persetujuan dariNabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum. Kata hadits itu sendiri adalah bukan kata infinitif, maka kata tersebut adalah kata benda.

Struktural Hadits
Secara struktur hadits terdiri atas dua komponen utama yakni sanad/isnad (rantai penutur) dan matan (redaksi). Contoh:Musaddad mengabari bahwa Yahya sebagaimana diberitakan oleh Syu'bah, dari Qatadah dari Anas dari Rasulullah SAW bahwa beliau bersabda: "Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga ia cinta untuk saudaranya apa yang ia cinta untuk dirinya sendiri" (hadits riwayat Bukhari)

Sanad
Sanad ialah rantai penutur/perawi (periwayat) hadits. Sanad terdiri atas seluruh penutur mulai dari orang yang mencatat hadits tersebut dalam bukunya (kitab hadits) hingga mencapai Rasulullah. Sanad, memberikan gambaran keaslian suatu riwayat. Jika diambil dari contoh sebelumnya maka sanad hadits bersangkutan adalah Al-Bukhari > Musaddad > Yahya > Syu’bah > Qatadah > Anas > Nabi Muhammad SAW.
Sebuah hadits dapat memiliki beberapa sanad dengan jumlah penutur/perawi bervariasi dalam lapisan sanadnya, lapisan dalam sanad disebut dengan thabaqah. Signifikansi jumlah sanad dan penutur dalam tiap thabaqah sanad akan menentukan derajat hadits tersebut, hal ini dijelaskan lebih jauh pada klasifikasi hadits. Jadi yang perlu dicermati dalam memahami hadits terkait dengan sanadnya ialah:Keutuhan sanadnya, Jumlahnya, Perawi akhirnya
Sebenarnya, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam.Hal ini diterapkan di dalam mengutip berbagai buku dan ilmu pengetahuan lainnya. Akan tetapi mayoritas penerapan sanad digunakan dalam mengutip hadits-hadits nabawi.

Matan Hadits
Matan ialah redaksi dari hadits. Dari contoh sebelumnya maka matan hadits bersangkutan ialah: "Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga ia cinta untuk saudaranya apa yang ia cinta untuk dirinya sendiri."

Terkait dengan matan atau redaksi, maka yang perlu dicermati dalam mamahami hadits ialah: Ujung sanad sebagai sumber redaksi, apakah berujung pada Nabi Muhammad atau bukan, dan matan hadits itu sendiri dalam hubungannya dengan hadits lain yang lebih kuat sanadnya (apakah ada yang melemahkan atau menguatkan) dan selanjutnya dengan ayat dalam Al Quran (apakah ada yang bertolak belakang).

Klasifikasi Hadits

Hadits dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria yakni bermulanya ujung sanad, keutuhan rantai sanad, jumlah penutur (periwayat) serta tingkat keaslian hadits (dapat diterima atau tidaknya hadits bersangkutan).

Berdasarkan Ujung Sanad
Berdasarkan klasifikasi ini hadits dibagi menjadi 3 golongan yakni marfu' (terangkat), mauquf (terhenti) dan maqtu':
Hadits Marfu' adalah hadits yang sanadnya berujung langsung pada Nabi Muhammad SAW (contoh: hadits sebelumnya).
Hadits Mauquf adalah hadits yang sanadnya terhenti pada para sahabat nabi tanpa ada tanda-tanda baik secara perkataan maupun perbuatan yang menunjukkan derajat marfu'.
Contoh: Al Bukhari dalam kitab Al-Fara'id (hukum waris) menyampaikan bahwa Abu Bakar, Ibnu Abbas dan Ibnu Al-Zubair mengatakan: "Kakek adalah (diperlakukan seperti) ayah". Namun jika ekspresi yang digunakan sahabat seperti "Kami diperintahkan..", "Kami dilarang untuk...", "Kami terbiasa... jika sedang bersama rasulullah" maka derajat hadits tersebut tidak lagi mauquf melainkan setara dengan marfu'.
Hadits Maqtu' adalah hadits yang sanadnya berujung pada para Tabi'in (penerus). Contoh hadits ini adalah: Imam Muslim meriwayatkan dalam pembukaan sahihnya bahwa Ibnu Sirin mengatakan: "Pengetahuan ini (hadits) adalah agama, maka berhati-hatilah kamu darimana kamu mengambil agamamu."
Keaslian hadits yang terbagi atas golongan ini sangat bergantung pada beberapa faktor lain seperti keadaan rantai sanad maupun penuturnya. Namun klasifikasi ini tetap sangat penting mengingat klasifikasi ini membedakan ucapan dan tindakan Rasulullah SAW dari ucapan para sahabat maupun tabi'in dimana hal ini sangat membantu dalam area perkembangan dalam fikih (Suhaib Hasan, Science of Hadits).

Berdasarkan Keutuhan Mata Rantai Sanad

Berdasarkan klasifikasi ini hadits terbagi menjadi beberapa golongan yakni Musnad, Munqati', Mu'allaq, Mu'dal dan Mursal. Keutuhan rantai sanad maksudnya ialah setiap penutur pada tiap tingkatan dimungkinkan secara waktu dan kondisi untuk mendengar dari penutur di atasnya. Ilustrasi sanad : Pencatat Hadits > penutur 4> penutur 3 > penutur 2 (tabi'in) > penutur 1(Para sahabat) > Rasulullah SAW.

Hadits Musnad, sebuah hadits tergolong musnad apabila urutan sanad yang dimiliki hadits tersebut tidak terpotong pada bagian tertentu. Yakni urutan penutur memungkinkan terjadinya transfer hadits berdasarkan waktu dan kondisi.
Hadits Mursal. Bila penutur 1 tidak dijumpai atau dengan kata lain seorang tabi'in menisbatkan langsung kepada Rasulullah SAW (contoh: seorang tabi'in (penutur2) mengatakan "Rasulullah berkata" tanpa ia menjelaskan adanya sahabat yang menuturkan kepadanya).

Hadits Munqati' . Bila sanad putus pada salah satu penutur yakni penutur 4 atau 3.

Hadits Mu'dal bila sanad terputus pada dua generasi penutur berturut-turut.

Hadits Mu'allaq bila sanad terputus pada penutur 4 hingga penutur 1 (Contoh: "Seorang pencatat hadits mengatakan, telah sampai kepadaku bahwa Rasulullah mengatakan...." tanpa ia menjelaskan sanad antara dirinya hingga Rasulullah).

Berdasarkan Jumlah Perowi
Jumlah penutur yang dimaksud adalah jumlah penutur dalam tiap tingkatan dari sanad, atau ketersediaan beberapa jalur berbeda yang menjadi sanad hadits tersebut. Berdasarkan klasifikasi ini hadits dibagi atas hadits Mutawatir dan hadits Ahad.
Hadits mutawatir, adalah hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok orang dari beberapa sanad dan tidak terdapat kemungkinan bahwa mereka semua sepakat untuk berdusta bersama akan hal itu. Jadi hadits mutawatir memiliki beberapa sanad dan jumlah penutur pada tiap lapisan (thaqabah) berimbang.
Para ulama berbeda pendapat mengenai jumlah sanad minimum hadits mutawatir (sebagian menetapkan 20 dan 40 orang pada tiap lapisan sanad). Hadits mutawatir sendiri dapat dibedakan antara dua jenis yakni mutawatir lafzhy (redaksional sama pada tiap riwayat) dan ma'nawy (pada redaksional terdapat perbedaan namun makna sama pada tiap riwayat).
Hadits ahad, hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok orang namun tidak mencapai tingkatan mutawatir. Hadits ahad kemudian dibedakan atas tiga jenis antara lain:
Gharib, bila hanya terdapat satu jalur sanad (pada salah satu lapisan terdapat hanya satu penutur, meski pada lapisan lain terdapat banyak penutur).
Aziz, bila terdapat dua jalur sanad (dua penutur pada salah satu lapisan).

Mashur, bila terdapat lebih dari dua jalur sanad (tiga atau lebih penutur pada salah satu lapisan) namun tidak mencapai derajat mutawatir.

Berdasarkan Tingkat Keaslian Hadits
Kategorisasi tingkat keaslian hadits adalah klasifikasi yang paling penting dan merupakan kesimpulan terhadap tingkat penerimaan atau penolakan terhadap hadits tersebut. Tingkatan hadits pada klasifikasi ini terbagi menjadi 4 tingkat yakni shahih, hasan, da'if dan maudu'.
Hadits Shahih, yakni tingkatan tertinggi penerimaan pada suatu hadits. Hadits shahih memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Sanadnya bersambung; Diriwayatkan oleh penutur/perawi yg adil, memiliki sifat istiqomah, berakhlak baik, tidak fasik, terjaga muruah(kehormatan)-nya, dan kuat ingatannya. Matannya tidak mengandung kejanggalan/bertentangan (syadz) serta tidak ada sebab tersembunyi atau tidak nyata yg mencacatkan hadits.
Hadits Hasan, bila hadits yang tersebut sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh rawi yg adil namun tidak sempurna ingatannya, serta matannya tidak syadz serta cacat.
Hadits Dhaif (lemah), ialah hadits yang sanadnya tidak bersambung (dapat berupa mursal, mu’allaq, mudallas, munqati’ atau mu’dal)dan diriwayatkan oleh orang yang tidak adil atau tidak kuat ingatannya, mengandung kejanggalan atau cacat.
Hadits Maudu, bila hadits dicurigai palsu atau buatan karena dalam rantai sanadnya dijumpai penutur yang memiliki kemungkinan berdusta.

Jenis-Jenis Hadits Yang Lain
Adapun beberapa jenis hadits lainnya yang tidak disebutkan dari klasifikasi di atas antara lain:
1.    Hadits Matruk, yang berarti hadits yang ditinggalkan yaitu hadits yang hanya diriwayatkan oleh seorang perawi saja dan perawi itu dituduh berdusta.
2.    Hadits Mungkar, yaitu hadits yang hanya diriwayatkan oleh seorang perawi yang lemah yang bertentangan dengan hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang tepercaya/jujur.
3.    Hadits Mu'allal, artinya hadits yang dinilai sakit atau cacat yaitu hadits yang didalamnya terdapat cacat yang tersembunyi. Menurut Ibnu Hajar Al Atsqalani bahwa hadits Mu'allal ialah hadits yang nampaknya baik tetapi setelah diselidiki ternyata ada cacatnya. Hadits ini biasa juga disebut hadits Ma'lul (yang dicacati) dan disebut hadits Mu'tal (hadits sakit atau cacat)
4.    Hadits Mudlthorib, artinya hadits yang kacau yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi dari beberapa sanad dengan matan (isi) kacau atau tidaksama dan kontradiksi dengan yang dikompromikan.
5.    Hadits Maqlub, yakni hadits yang terbalik yaitu hadits yang diriwayatkan ileh perawi yang dalamnya tertukar dengan mendahulukan yang belakang atau sebaliknya baik berupa sanad (silsilah) maupun matan (isi).
6.    Hadits gholia, yaitu hadits yang terbalik sebagian lafalnya hingga pengertiannya berubah.
7.    Hadits Mudraj, yaitu hadits yang mengalami penambahan isi oleh perawinya.
8.    Hadits Syadz, hadits yang jarang yaitu hadits yang diriwayatkan oleh perawi orang yang tepercaya yang bertentangan dengan hadits lain yang diriwayatkan dari perawi-perawi yang lain.
9.    Hadits Mudallas, disebut juga hadits yang disembunyikan cacatnya karena diriwayatkan melalui sanad yang memberikan kesan seolah-olah tidak ada cacatnya, padahal sebenarnya ada, baik dalam sanad atau pada gurunya. Jadi, hadits Mudallas ini ialah hadits yang ditutup-tutupi kelemahan sanadnya.

Selasa, 16 Juni 2015

Kisah Ali ibn Abi Thalib

 Ali ibn Abi Thalib


Profil Ali ibn Abi Thalib

Nama lengkapnya adalah Abu Hasan Ali ibn Abi Thalib ibn Abdul Muththalib al-Hasyimi al-Qurasyi. Sewaktu lahir beliau bernama Haydar (al-Hayadarah) oleh ibunya yang bernama Fatimah binti As’ad, namun kemudian diganti oleh ayahnya yang bernama Abu Thalib ibn Abd Muththalib dengan nama Ali. Beliau juga gelar Abu Thurab (Si Bapak debu-tanah) oleh nabi karena pernah dijumpai tidur diatas tanah.

Saudara sepupu dan putra angkat nabi ini lahir di dalam Ka’bah pada 600 M., tahun 23 sebelum hijrah. Beliau tergolong generasi pertama yang memeluk islam setelah Khadijah binti Khuwailid, sesaat setelah al-Qur’an memerintahkan nabi untuk memberi peringatan kepada kerabat-kerabatnya.
    Sejak memeluk islam, beliau selalu bersama dengan rasulullah saw. Taat kepadanya dan banyak menyaksikan proses turunnya wahyu. Sebagai anak asuh yang dibesarkan di rumah nabi. Sejak kecilnya beliau sangat disayangi sehingga tatkala tiba usia dewasa, beliau dinikahkan dengan putri nabi yang bernama Fatimah.
    Ali dikenal sangat zahid dalam kehidupan sehari-hari. Tidak tampak perbedaan dalam kehidupan rumah tangganya antara sebelum dan sesudah diangkat sebagai khalifah. Kehidupan sederhana itu bukan hanya diterapkan pada dirinya, melainkan juga kepada putra-putrinya.
    Ali adalah sahabat yang sangat disegani karena kepiawaiannya dalam banyak macam ilmu pengetahuan, baik soal hukum, rahasia ketuhanan maupun segala persoalan keagamaan secara teoritis dan praktis. Rasulullah sendiri memujinya sebagaimana sabdanya: Aku adalah gudangnya ilmu dan Ali adalah kuncinya.
    Disamping cerdas, Ali juga dikenal sebagai panglima perang yang gagah perkasa. Keberaniannya menggetarkan hati lawan-lawannya. Beliau mempunyai sebilah pedang warisan dari rasululullah saw.bernama “Zul Fiqar” Beliau turut serta pada hampir semua peperangan yang terjadi pada masa rasulullah saw. dan selalu menjadi andalan di barisan terdepan.

B. Ali ibn Abi Thalib: Khalifah, Perjuangan  dan Tantangan.
    Pada saat Abu Bakar menjadi khalifah di usianya yang keenam puluh, Ali saat itu adalah sudah menjadi tokoh muda yang energik yang baru berusia tiga puluh tahunan, namun orang-orang disekitarnya selalu meminta pandangan-pandangannya dalam berbagai hal. Ali tetap menyatakan kesetiaannya kepada ketiga khalifah dan mengakui abilitas dan integritasnya. Ali memiliki kontribusi yang besar dalam usaha konsolidasi kekuatan islam, yang sedang menghadapi berbagai tantangan sepeninggal rasululullah saw. meskipun beliau dianggap salah seorang yang paling pantas untuk menggantikan rasulullah, beliau tidak menampilkan diri untuk menjadi kandidat khalifah. Beliau malah menolak tawaran yang diajukan oleh Abbas (paman nabi), dan Abu Sofyan yang secara sukarela menyatakan dukungan dan kesetiaannya pada Ali untuk menjadi khalifah. Beliau ditempatkan oleh banyak kalangan dalam sederetan negarawan ulung yang ditandai dengan sikap legowo, setia mendukung Abu Bakar, Umar, Utsman sebagai khalifah.
    Posisi terhormat Ali ibn Abi Thalib tergambar dari kebijakan Umar bin Khattab atas pengangkatannya dalam komisi Syura “Komisi Pemilih” di penghujung usianya. Komisi ini bertugas memilih khalifah penerus tonggak kepemimpinan.
    Pada masa pemerintahan Utsman bin Affan Ali ibn Abi Thalib senantiasa memberi nasehat agar beliau bersikap tegas terhadap kaum kerabatnya yang melakukan penyelewengan yang mengatas namakan dirinya, namun nasehat-nasehat tersebut tidak ditanggapi. Akibatnya, orang-orang yang tidak setuju kepadanya melancarkan protes dan huru-hara. Utsman bin Affan memimpin kekhalifahan selama 12 tahun namun para sejarawan mencatat bahwa tidak seluruh masa kepemimpinannya meraih kesuksesan. Enam tahun pertama merupakan masa pemerintahan yang baik enam tahun berikutnya masa pemerintahan yang buruk. Paruh terakhir kepemimpinan khalifah Utsman menghadapi banyak pemberontakan dan oposisi sebagai bentuk protes ummat islam atas kebijakan pemerintahannya yang cenderung terlalu mengakomodir kepentingan-kepentingan Bani Umayyah.
    Ketidak puasan yang membara itu meledak dalam bentuk pemberontakan pada tahun 35 H./656 M., ketika rombongan pemberontak dari Bashrah dan Mesir bergerak ke Madinah di bawah kepemimpinan para Qurra(oposisi kaum shaleh. Dalam keadaan terdesak, Utsman meminta bantuan kepada Ali. Ketika itu Ali berupaya memadamkan kekacauan sekuat mungkin, tetapi keadaan sangat sulit. Ketika rumah Utsman dikepung oleh kaum pemberontak, Ali memerintahkan kedua putranya, Hasan dan Husein untuk bersiaga di rumah Utsman dan melindunginya dari kerumunan orang. Akan tetapi karena pemberontak berjumlah besar dan sudah kalap, mereka didesak dan didorong ke samping oleh massa, sehingga nyawa khalifah Utsman tidak dapat diselamatkan.
    Dalam suasana keruh menyusul pembunuhan khalifah Utsman, pandangan orang mulai mengarah kepada Ali ibn Abi Thalib. Banyak yang menyebutkan posisi dan keutamaan beliau. Kaum muslimin di Madinah didukung oleh ketiga-tiga pasukan yang datang dari Mesir, Basrah dan Kufah, meminta kesediaan Ali untuk dibai’at menjadi khalifah. Mereka beranggapan bahwa tidak ada lagi selain Ali yang patut menduduki kursi khalifah setelah Utsman.
    Pada saat itu, stabilitas keamanan di kota Madinah menjadi rawan, disaat yang sama kebingungan melanda kota, penduduk dihantui perasaan takut dan tidak tenang, hukum tidak berlaku, para sahabat bertebaran di berbagai kota, apalagi pada waktu itu bertepatan dengan musim haji, banyak diantara sahabat-sahabat terkemuka yang menunaikan ibadah haji, diantaranya adalah Aisyah r.a. Kecuali beberapa diantaranya yang tetap berada di Madinah di bawah pimpinan Thalhah bin Ubaidillah dan Zubair bin Awwam. Sedangkan mereka itu tidak semuanya menyokong Ali.Walaupun demikian  Ali tetap dibai’at sebagai khalifah keempat oleh mayoritas sahabat yang ada di Madinah, termasuk didalamnya Thalhah bin Ubaidillah dan Zubair bin Awwam serta para pemberontak.
    Peristiwa pembai’atan ini terjadi pada hari Jum’at,13 Dzul Hijjah 35 H./23 Juni 656 M di Mesjid Nabawi, seperti pembai’atan para khalifah sebelumnya.
    Ali sendiri sesungguhnya tidaklah terlalu berambisi dengan jabatan itu, pada awalnya beliau menampik dengan mengatakan bahwa Thalhah dan Zubairlah yang lebih cocok untuk menempati posisi kekhalifahan tersebut. Hanya karena terus-menerus didesak, kemudian dukungan yang datang makin gencar, akhirnya beliau menerima jabatan tersebut.
    Seperti halnya ketiga khalifah sebelumnya, sesaat setelah terpilih, khalifah Ali juga menyampaikan pidato sambutan khalifah yang diawali dengan ucapan syukur dan puja-puji kepada Allah swt. Diiringi dengan shalawat kepada Nabi dan keluarganya, kemudian dilanjutkan:
        “Hadirin saudaraku, kalian telah membai’at saya sebagaimana yang telah kalian lakukan terhadap khalifah-khalifah sebelum saya. Saya hanya boleh mengelak sebelum jatuh pilihan, tetapi kalau pilihan telah dijatuhkan , maka saya tak dapat lagi menolak. Imam atau pemimpin harus teguh dan rakyat mesti patuh. Bai’at terhadap diri saya ini adalah bai’at yang rata dan umum. Barang siapa yang ingkar darinya terpisahlah ia dari agama Islam.”
        “Kaum muslimin sekalian, sesungguhnya Allah ta’ala telah menurunkan al-Qur’an yang didalamnya terdapat petunjuk-petunjuk tentang kebaikan dan keburukan. Maka ambillah yang baik niscaya kalian akan memperoleh petunjuk yang benar, dan jauhilah yang jelek agar kalian terhindar dari akibat buruknya.”
        Allah ta’ala mengharamkan sesuatu dan ada pula yang dihalalkannya. Perhatikanlah sungguh-sungguh dan kerjakanlah yang halal itu serta tinggalkanlah yang haram, pasti kalian akan diantar ke surga. Taatilah perintah Allah dan janganlah berbuat maksiat. Suatu pekerjaan hendaklah ditunaikan secara ikhlas. Seorang muslim ialah mereka yang tidak menyakiti sesamanya, baik dengan lidah (kata) maupun dengan anggota tubuhnya ( sikap dan perbuatan). Tidak boleh mengambil harta bendanya tak juga boleh mencela perangainya, kecuali dengan alasan yang benar.”
        “Hendaklah kalian saling berpacu dalam memperbanyak perbuatan kebajikan untuk kepentingan masyarakat. Janganlah takut menghadapi kematian, karena bagaimanapun juga kematian pasti bakal datang menjemput dimana saja. Jagalah ketakwaan kamu kepada Allah swt. Dan jangan menentangnya. Hindarilah mengambil harta orang lain, sebab kamu nanti akan ditanyai Allah apa saja yang kamu kerjakan, walau urusan terhadap hewan sekalipun. Kalau melihat kebaikan hendaklah kalian lakukan dan jika tampak olehnya kejahatan, maka jauhi dan tinggalkanlah.
    Segera setelah dibai’at, khalifah Ali mengambil langkah-langkah politik yaitu:
a.       Memecat para pejabat yang diangkat oleh Utsman, termasuk didalamnya beberapa gubernur lalu menunjuk penggantinya.
b.      Mengambil tanah yang telah dibagikan Utsman kepada keluarga dan kaum kerabatnya.
c.       Memberikan kepada kaum muslimin tunjangan yang diambil dari bait al-mal, seperti yang pernah dilakukan oleh Abu Bakar, pemberian dilakukan secara merata, tanpa membedakan sahabat yang lebih dulu memeluk agama Islam atau yang belakangan.
d.      Meninggalkan kota Madinah dan menjadikan kota Kufah sebagai pusat pemerintahan.

1. Tantangan dari Thalhah cs
    Masa pemerintahan Khalifah Ali bin Abi Thalib diwarnai dengan berbagai pemberontakan. Tidak berselang lama setelah mengambil kebijakan-kebijakan, beliau menghadapi tantangan dari berbagai pihak diantaranya Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam dan Aisyah. Mereka-mereka inilah yang menuntut khalifah agar segera menghukum para pembunuh Utsman. Dan yang sangat  disayangkan, pihak-pihak yang terlibat langsung menyaksikan terjadinya tragedi tersebut juga ikut menuntut.
    Ada juga yang berpendapat bahwa pemberontakan itu dilatar belakangi oleh keinginan Thalhah dan Zubair untuk merebut jabatan khalifah, akan tetapi mereka tidak mempunyai cukup dukungan
    Sementara itu Aisyah ikut terlibat karena diminta oleh anak angkatnya yang juga keponakannya sendiri, Abdullah bin Zubair yang juga berambisi menjadi khalifah. Dan juga, konon Aisyah dari dulu tidak akur dengan Ali. Thalhah dan Zubair bertemu dengan Aisyah dalam perjalanannya ke Mekkah dengan alasan pergi Haji.
    Akan tetapi tuntutan mereka sangat sulit dikabulkan oleh khalifah dengan alasan: pertama, karena tugas utama yang mendesak dilakukan dalam situasi kritis yang penuh intimidasi seperti saat itu adalah memulihkan ketertiban dan mengkonsolidasikan kedudukan kekhalifahan. Kedua, menghukum para pembunuh bukanlah perkara mudah sebab khalifah Utsman tidak dibunuh oleh satu orang saja, melainkan banyak orang dari Mesir, Irak, dan Arab yang secara langsung terlibat dalam perbuatan makar tersebut.
    Sementara itu, di Mekkah telah berkumpul para tokoh oposisi yang menginginkan agar hukuman segera dijatuhkan kepada para pembunuh utsman, gubernur-gubernur yang diangkat pada masa utsman yang berasal dari Bashrah dan Yaman telah membawa semua dana yang mampu mereka bawa ke Mekkah ketika mereka dinyatakan dipecat dari jabatannya oleh khalifah Ali. Lalu uang tersebut mereka pergunakan untuk mempersenjatai kekuatan mereka yang direncanakan untuk menghajar Bashrah, setelah itu mereka kemudian mencari dukungan dari Aisyah.
    Namun khalifah Ali mendengar rencana mereka itu, dengan cepat beliau mempersiapkan pasukannya dan menyusul mereka ke Bashrah. Sesampai disana, khalifah tidak segera menyerang, tetapi berupaya untuk berdamai dengan mengirim surat kepada Thalhah dan Zubair agar mereka mau berunding. Namun tampaknya penyelesaian damai sulit dicapai sehingga kontak senjata yang dahsyat pun tidak dapat dielakkan lagi.
    Peperangan yang terjadi pada tahun 36 H.di Khuraibah (seputar kota Bashrah) terkenal dengan nama “Perang Unta” (jamal), karena dalam peperangan itu Aisyah menunggangi unta. Peperangan tersebut memakan banyak korban, kurang lebih 20.000 kaum muslimin gugur dalam peristiwa perang tersebut. Peperangan itu berhasil dimenangkan oleh Khalifah. Thalhah dan Zubair ikut terbunuh ketika hendak melarikan diri, sementara Aisyah berhasil ditawan dan dikawal kembali ke Madinah dengan penuh penghormatan sebagai Ummul Mu’minin, sedangkan beliau tetap berada diatas untanya.
    Segera setelah menyelesaikan gerakan Thalhah cs, pusat kekuasaan Islam dipindahkan ke kota Kufah. Madinah Sejak saat itu berakhir menjadi ibu kota kedaulatan Islam, dan tidak ada lagi khalifah yang berkuasa berdiam disana.

2. Tantangan dari Mu’awiyah
    Seperti halnya Thalhah cs, kebijakan-kebijakan khalifah Ali juga mengakibatkan timbulnya pemberontakan dari Mu’awiyah selaku gubernur Damaskus(Syiria) yang diangkat oleh Utsman, Mu’awiyah enggan menyerahkan jabatannya kepada pejabat baru. Namun sikap pembangkangan ini tidak ditindaki dengan tegas oleh khalifah Ali, khalifah hanya mengirim surat undangan untuk datang menghadap kepada khalifah dan sekaligus menyatakan kesetiaannya pada Ali sebagai khalifah. Tetapi Mu’awiyah menolak hingga akhirnya berkobar lagi pertempuran antar sesama muslim.
    Khalifah Ali beserta pasukannya bergerak meninggalkan Kufah menuju Syam.Mendengar berita kedatangan mereka, Mu’awiyah dan pasukannya bersiap-siap menghadang diluar kota. Kedua pasukan bertemu di suatu tempat yang bernama Siffin. Yang kemudian menjadi nama atas perang tersebut.
    Pada peperangan yang terjadi pada tanggal 1 shafar 37 H./657 M. di dekat sungai Eufrat tersebut, khalifah mengerahkan 50.000 pasukan. Setelah perang berlangsung beberapa hari, pasukan Mu’awiyah terdesak dengan gugurnya 7.000 pasukannya dan tanda-tanda kemenangan terlihat dipihak Khalifah Ali.
    Pada saat Mu’awiyah dan tentaranya terdesak Amr bin Ash sebagai penasehat Mu’awiyah yang dikenal cerdik dan pandai berunding, meminta agar Mu’awiyah memerintahkan pasukannya mengangkat mushaf al-Qur’an di ujung tombak sebagai isyarat berdamai dengan cara tahkim (arbitrase) dengan demikian Mu’awiyah terhindar dari kekalahan total.
    Mendengar tawaran itu, para imam yang berada di pihak khalifah mendesak agar tawaran pihak Mu’awiyah itu diterima. Dengan demikian, dicarilah jalan damai dengan mendakan hakam(perundingan damai). Perundingan berlangsung pada bulan Ramadhan, dimana masing-masing pihak menunjuk wakil yang akan menjadi hakim (juru penengah). Dari pihak Mu’awiyah ditunjuk Amr bin Ash sedang dari pihak khalifah Ali ditunjuk Abu Musa al-Asy’ari. Kedua hakim itu mempunyai watak dan sikap yang sangant berbeda. Amr bin Ash dikenal pandai berpolitik sementara Abu Musa al-Asy’ari adalah orang yang lurus, rendah hati dan mengutamakan kedamaian.
    Seusai perundingan, Abu Musa sebagai yang tertua dipersilahkan untuk berbicara lebih dahulu. Sesuai dengan kesepakatan sebelumnyata antara mereka berdua, Abu Musa menyatakan pemberhentian Ali dari jabatannya sebagai khalifah dan menyerahkan urusan penggantiannya kepada kaum muslimin. Tetapi ketika tiba giliran Amr bin Ash,  ia menyatakan persetujuannya atas pemberhentian Ali  dan menetapkan jabatan khalifah bagi Mu’awiyah. Ternyata Amr bin Ash menyalahi kesepakatan semula yang dibuat bersama Abu Musa. Sepak terjangnya  dalam peristiwa ini merugikan pihak Mu’awiyah.Ali menolak keputusan tahkim tersebut, dan tetap mempertahankan kedudukannya sebagai khalifah.

3. Tantangan dari Khawarij
    Sikap khalifah Ali yang menerima tawaran berdamai dari pihak yang semula menyikong beliau dalam menumpas pemberontakan Mu’awiyah itu kemudian keluar dari barisan dan bahkan berbalik memusuhinya. Oleh sebab itu mereka dinamai kaum “Khawarij”(orang-orang yang keluar). Dalam keyakinan merekan yang setuju ber-tahkim telah melanggar ajaran agama. Menurut mereka, hanya tuhan yang berhak menentukan hukum, bukan manusia. Semboyan mereka adalah “La Hukma Illa Billah” (tiada hukum kecuali bagi Allah). Ali dan pasukannya dinilai telah berani membuat keputusan hukum, yaitu berunding dengan lawan.
    Kelompok Khawarij menyingkir ke Harurah, sebuah desa dekat Kufah. Disana mereka mengangkat pemimpin sendiri, Syibis bin Rubi’it al-Tamimi sebagai panglima angkatan pereang dan Abdullah bin Wahan al-Rasibi sebagai pemimpin keagamaan. Setelah itu mereka segera menyusun kekuatan untuk menggempur khalifah dan orang-orang yang menyetujui tahkim, termasuk didalamnya Mu’awiyah, Amr bin Ash dan Abu Musa al-Asy’ari.
     Untuk menghadapi situasi itu, khalifah terpaksa berangkat dengan tentaranya untuk menghadapi Khawarij. Mula-mula khalifah berpidato mengajak mereka supaya taat dan kembali ke barisannya. Akan tetapi mereka enggan dan menjawab:
“ Kami telah menjadi kafir karena ber-tahkim kepada manusia oleh karena itu kami bertobat kepada Allah dan kembali kepada Islam. Kini akuilah bahwa dirimu juga telah menjadi kafir,karena itu hendaklah bertobat kepada Allah dan kembali kepada Islam, sebagaimana yang telah kami lakukan.”
Khalifah Ali mencela tuntutan mereka yang begitu rendah, karena itu beliau berkata kepada mereka:
“Apakah sesudah aku beriman,berhijrah dan berjihad bersama Rasulullah lalu aku mengakui diriku menjadi kafir? Diriku tak pernah kembali kepada kekafiran sekejap pun semenjak aku beriman kepada Allah.”
Kemudian mereka menjawab:
“Kami tak hendak berbicara denganmu selain ini. Hanya peranglah yang akan menentukan antara kami dan kamu.”
Mendengar pernyataan ini, khalifah segera mengatur pasukan-pasukannya dan bersiap-siap untuk memerangi mereka. Posisi khalifah saat itu serba sulit. Di satu pihak, Beliau ingin menghancurkan Mu’awiyah yang semakin kuat di Syam, sementara di pihak lain kekuatan Khawarij akan menjadi sangat berbahaya jika tidak segera ditumpas. Akhirnya khalifah mengambil keputusan untuk menumpas kekuatan Khawarij terlebih dahulu, kemudian menyerang Syam.
Pertempuran sengit antara pasukan khalifah dan pasukan Khawarij terjadi di Nahrawan (di sebelah timur Baghdad) pada tahun 38 H. dan berakhir dengan kemenangan di pihak khalifah. Kelompok Khawarij berhasil dihancurkan dalam waktu singkat, hanya sebagian kecil yang dapat meloloskan diri. Pemimpin mereka Abdullah bin Wahab al-Rasibi ikut terbunuh.
Sejak itu kaum Khawarij menjadi lebih radikal. Kekalahan di Nahrawan menumbuhkan dendam di hati mereka, sehingga secara diam-diam mereka mereka merencanakan pembunuhan terhadap tiga orang yang dianggap sebagai biang keladi perpecahan umat.
Tiga orang yang dimaksud adalah Ali bin Abi Thalib, Amr bin Ash dan Mu’awiyah. Pelaksana tugas atas rencana pembunuhan tersebut terdiri dari tiga orang pula, yaitu: Abd. Rahman bin Muljam ditugaskan untuk membunuh khalifah di Kufah, Barak bin Abdillah al-Tamimi ditugaskan untuk membunuh Mu’awiyah di Syam, dan Amr bin Abu Bakar al-Tamimi ditugaskan untuk membunuh Amr bin Ash di Mesir. Namun diantara mereka, hanya Abd.Rahman bin Muljam saja yang berhasil menunaikan tugasnya. Ia menusuk khalifah Ali dengan pedang beracun ketika beliau hendak shalat subuh di Mesjid Kufah. Dua hari kemudian khalifah Ali menghembuskan nafas terakhirnya yaitu pada tanggal 19 Ramadhan 40 H./ 25 Januari 661 M. Dalam usia 63 tahun.


Kisah Khalifah Utsman bin Affan

Khalifah Utsman bin Affan


1.Nasab
Utsman bin Affan dilahirkan pada tahun 573 M pada sebuah keluarga dari suku Quraisy bani Umayah. Nenek moyangnya bersatu dengan nasab Nabi Muhammad saw. pada generasi ke-5. Sebelum masuk islam ia dipanggil degan sebutan Abu Amr. Ia begelar Dzunnurain, karena menikahi dua putri Nabi saw. (menjadi khalifah 644-655 M) adalah khalifah ke-3 dalam sejarah Islam. Umar bin Khattab tidak dapat memutuskan bagaimana cara terbaik menentukan khalifah penggantinya. Segera setelah peristiwa penikaman dirinya oleh Fairuz, seorang majusi persia, Umar mempertimbangkan untuk tidak memilih pengganti sebagaimana dilakukan Rasulullah. Namun Umar juga berpikir untuk meninggalkan wasiat seperti dilakukan Abu Bakar. Sebagai jalan keluar, Umar menunjuk enam orang Sahabat sebagai Dewan Formatur yang bertugas memilih Khalifah baru. Keenam Orang itu adalah Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abi Waqash, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.

2. kepemimpinan Khalifah Utsman bin Affan
Pemerintahan Usman berlangsung selama 12 tahun, pada paruh terakhir masa kekhalifahannya muncul perasaan tidak puas dan kecewa di kalangan umat Islam terhadapnya. Kepemimpinan Utsman memang sangat berbeda dengan kepemimpinan Umar. Ini karena fitnah dan hasutan dari Abdullah bin Saba’ Al-Yamani salah seorang yahudi yang berpura-pura masuk islam. Ibnu Saba’ ini gemar berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lainnya untuk menyebarkan fitnah kepada kaum muslimin yang baru masa keislamannya. Akhirnya pada tahun 35 H/1655 M, Utsman dibunuh oleh kaum pemberontak yang terdiri dari orang-orang yang berhasil dihasut oleh Abdullah bin Saba’ itu.
Salah satu faktor yang menyebabkan banyak rakyat berburuk sangka terhadap kepemimpinan Utsman adalah kebijaksanaannya mengangkat keluarga dalam kedudukan tinggi. Yang terpenting di antaranya adalah Marwan ibn Hakam Rahimahullah. Dialah pada dasarnya yang dianggap oleh orang-orang tersebut yang menjalankan pemerintahan, sedangkan Utsman hanya menyandang gelar Khalifah. Setelah banyak anggota keluarganya yang duduk dalam jabatan-jabatan penting, Usman laksana boneka di hadapan kerabatnya itu. Dia tidak dapat berbuat banyak dan terlalu lemah terhadap keluarganya. Dia juga tidak tegas terhadap kesalahan bawahan. Harta kekayaan negara, oleh kerabatnya dibagi-bagikan tanpa terkontrol oleh Utsman sendiri. Itu semua akibat fitnah yang ditebarkan oleh Abdullah bin Saba’, meskipun Utsman tercatat paling berjasa membangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar dan mengatur pembagian air ke kota-kota. Dia juga membangun jalan-jalan, jembatan-jembatan, masjid-masjid dan memperluas masjid Nabi di Madinah.
Para pemberontak terus mengepung rumah Utsman. Ali memerintahkan ketiga puteranya, Hasan, Husain dan Muhammad bin Ali al-Hanafiyah mengawal Utsman dan mencegah para pemberontak memasuki rumah. Namun kekuatan yang sangat besar dari pemberontak akhirnya berhasil menerobos masuk dan membunuh Khalifah Utsman.
Setelah Utsman wafat, masyarakat beramai-ramai membaiat Ali ibn Abi Thalib sebagai khalifah. Ali memerintah hanya enam tahun. Selama masa pemerintahannya, ia menghadapi berbagai pergolakan. Tidak ada masa sedikit pun dalam pemerintahannya yang dapat dikatakan stabil. Setelah menduduki jabatan khalifah, Ali menon-aktifkan para gubernur yang diangkat oleh Utsman. Dia yakin bahwa pemberontakan-pemberontakan terjadi karena keteledoran mereka. Dia juga menarik kembali tanah yang dihadiahkan Utsmankepada penduduk dengan menyerahkan hasil pendapatannya kepada negara, dan memakai kembali sistem distribusi pajak tahunan di antara orang-orang Islam sebagaimana pernah diterapkan Umar.
Tidak lama setelah itu, Ali ibn Abi Thalib menghadapi pemberontakan Thalhah, Zubair dan Aisyah. Alasan mereka, Ali tidak mau menghukum para pembunuh Utsman, dan mereka menuntut bela terhadap darah Utsman yang telah ditumpahkan secara zhalim. Ali sebenarnya ingin sekali menghindari perang. Dia mengirim surat kepada Thalhah dan Zubair agar keduanya mau berunding untuk menyelesaikan perkara itu secara damai. Namun ajakan tersebut ditolak. Akhirnya, pertempuran yang dahsyat pun berkobar. Perang ini dikenal dengan nama Perang Jamal (Unta), karena Aisyah dalam pertempuran itu menunggang unta, dan berhasil mengalahkan lawannya. Zubair dan Thalhah terbunuh, sedangkan Aisyah ditawan dan dikirim kembali ke Madinah.
Bersamaan dengan itu, kebijaksanaan-kebijaksanaan Ali juga mengakibatkan timbulnya perlawanan dari para gubernur di Damaskus, Mu'awiyah, yang didukung oleh sejumlah bekas pejabat tinggi yang merasa kehilangan kedudukan dan kejayaan. Setelah berhasil memadamkan pemberontakan Zubair, Thalhah dan Aisyah, Ali bergerak dari Kufah menuju Damaskus dengan sejumlah besar tentara. Pasukannya bertemu dengan pasukan Mu'awiyah di Shiffin. Pertempuran terjadi di sini yang dikenal dengan nama Perang Shiffin. Perang ini diakhiri dengan tahkim (arbitrase), tapi tahkim ternyata tidak menyelesaikan masalah, bahkan menyebabkan timbulnya golongan ketiga, kaum Khawarij, orang-orang yang keluar dari barisan Ali. Akibatnya, di ujung masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib umat Islam terpecah menjadi tiga kekuatan politik, yaitu Mu'awiyah, Syi'ah (pengikut Abdullah bin Saba’ al-yahudu) yang menyusup pada barisan tentara Ali, dan al-Khawarij (orang-orang yang keluar dari barisan Ali). Keadaan ini tidak menguntungkan Ali. Munculnya kelompok Khawarij menyebabkan tentaranya semakin lemah, sementara posisi Mu'awiyah semakin kuat. Pada tanggal 20 ramadhan 40 H (660 M), Ali terbunuh oleh salah seorang anggota Khawarij yaitu Abdullah bin Muljam.

  Usaha-usaha yang dilakukan:
•         Perluasan Wilayah Islam
Seperti yang telah dikemukakan diatas bahwasanya Utsman harus bekerja lebih keras lagi dalam mempertahankan dan melanjutkan perjuangan panji Islam sebab berbagai ancaman dan rintangan akan semakin berat untuknya mengingat pada masa sebelumnya telah tersiar tanda-tanda adanya negeri yang pernah ditaklukkan oleh Islam hendak berbalik memberontak padanya. Namun demikian, meski disana-sini banyak kesulitan beliau sanggup meredakan dan menumpas segala pembangkangan mereka, bahkan pada masa ini Islam berhasil tersebar hampir ke seluruh belahan dunia mulai dari Anatolia, dan Asia kecil, Afganistan, Samarkand, Tashkent, Turkmenistan, Khurasan dan Thabrani Timur hingga Timur Laut seperti Libya, Aljazair, Tunisia, Maroko dan Ethiopia. Maka Islam lebih luas wilayahnya jika dibandingkan dengan Imperium sebelumnya yakni Romawi dan Persia karena Islam telah menguasai hampir sebagian besar daratan Asia dan Afrika.

•         Pembentukan Armada Laut Islam Pertama
Ide atau gagasan untuk membuat sebuah armada laut Islam sebenarnya telah ada sejak masa kekhalifahan Umar Ibn khattab namun beliau menolaknya lantaran khawatir akan membebani kaum muslimin pada saat itu. Setelah kekhalifahan berpindah tangan pada Utsman maka gagasan itu diangkat kembali kepermukaan dan berhasil menjadi kesepakatan bahwa kaum muslimin memang harus ada yang mengarungi lautan meskipn sang khalifah mengajukan syarat untuk tidak memaksa seorangpun kecuali dengan sukarela. Berkat armada laut ini wilayah Islam bertambah luas setelah menaklukkan pulau Cyprus meski harus melewati peperangan yang melelahkan.     
                                              
•         Kodifikasi Al-Qur’an          
Masa penyusunan Al-qur’an memang telah ada pada masa Khalifah Abu Bakar atas usulan Umar Bin Khaththab yang kemudian disimpan ditangan istri Nabi Hafsah binti Umar. Berdasar pertimbangan bahwa banyak dari para penghafal Al-Qur’an yang gugur usai peperangan Yamamah. Kini setelah Ustman memegang tonggak kepemimpinan dan bertambah luas pula wilayah kekuasaan Islam maka banyak ditemukan perbedaan lahjah dan bacaan terhadap Al-Qur’an. Inilah yang mendorong beliau untuk menyusun kembali Al-Qur’an yang ada pada Hafsah dan menyeragamkannya kedalam bahasa Quraisy agar tidak terjadi perselisihan antara umat dikemudian hari. Seperti halnya kitab suci umat lain yang selalu berbeda antar sekte yang satu dengan yang lainnya.      
          
3.Akhir Masa Kepemimpinan Ustman Bin Affan
Satu dekade pertama kepemimpinan Ustman adalah masa yang dipenuhi dengan prestasi penting dan kesejahteraan ekonomi yang tiada duanya, terkecuali pada dua tahun terakhir yang berbanding terbalik dengan sebelumnya kondisi serba sulit akibat merebaknya fitnah dan kedengkian musuh-musuh Islam yang diarahkan padanya sehingga beliau syahid dengan amat tragis pada jum’at sore 18 Dzulhijjah 35 H ditangan pemberontak Islam.

Kisah Abu Bakar As Shiddiq

Kepemimpinan  Abu Bakar As Shiddiq

Abu Bakar As Shiddiq ( nama lengkapnya Abu Bakar Abdullah  bin Abi Quhafah bin Utsman bin Amr bin Masud bin Thaim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr At-Taimi Al-Quraisy. Berarti silsilanya dengan Nabi bertemu pada Murrah bin Ka’ab. Abu Bakar dilhirkan pada tahun 573 M. Dia dilahirka dilingkungan suku yang sangat berpengaruh dan suku yang banyak melahirkan tokoh-tkoh besar. Ayahnya bernama Utsman (Abu Quhafah)  bin Amir bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Laymbin Mun’ah bin Ka’ab bin Lu’ay, berasal dari suku Quraisy,sedangkan ibunya bernama Ummu al Khair Salmah binti Sahr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taym bin Murrah.garis keturunannya bertemu pada neneknya, yaitu Ka’ab bin Sa’ad.
Abu Bakar merupakan orang yang pertama kali masuk islam ketika islam mulai didakwakan. Baginya tidaklah sulit untuk mempercayai ajaran yang dibawa oleh Muhammad SAW. Dikarenakan sejak kecil, ia telah mengenal keagungan  Muhammad. Setelah masuk islam, ia tidak segan untuk menumpahkan segenap jiwa dan harta bendanya untuk Islam. Tercatat dalam sejarah, dia pernah membela Nabi ketika Nabi disakiti oleh suku Quraisy,menemani Rasul Hijrah, membantu kaum yang lemah dan memerdekakannya, seperti terhadap Bilal , setia dalam peperangan dll.
Tentang pribadinya, Abu Bakar terkenal sebagai orang yang berakhlak mulia , jujur, cerdas, cakap ,kuat kemauan dan pemberani serta beliau terkenal rendah hati , pemaaf dan dermawan.
Pada awal perkembangan islam , orang laki-laki yang pertama yang masuk islam adalah Abu Bakar. Hartanya banyak dikorbankan untuk kepentingan dakwah islam. Kesetiaan Abu Bakar terhadap islam dan Rosulullah tidak diragukan lagi. Oleh karena itu , Rosulullah memilih Abu Bakar menjadi sahabat perjalanan hijrah ke Yastrib. Selain itu ia  juga pernah ditunjuk Rosul sebagai penggantinya untuk mengimami shalat ketika Nabi sakit.
a)  Proses Pengangkatan Abu Bakar sebagai Khalifah
Rosulullah meninggal dunia pada tahun 11 H (632 M). setelah sebagian penduduk Arabia masuk islam. Wafatnya Rosulullah menghadirkan masyarakat islam kepada situasi kritis kepemimpinan.ketika Rosulullah masi hidup tidak pernah menunjuk diantara sahabat yang menggantikannya sebagai pemimpin umat islam. Bahkan tidak pula membentuk suatu dewan yang dapat menentukan siapa penggantinya.
Setelah Rosulullah wafat para sahabat terpencar- pencar. Pertama : Sahabat Nabi dari kalangan Anshor telah bergabung dengan Sa’ad bin Ubadah diertemuan Saqifah Bani Sa’idah. Kedua : Sahabat dari kalangan Muhajirin – Ali bi Abi Tholib, Zubair bin Awwam dan Tolhah bin Ubaidillahtingal dirumah Siti Fatimah. Ketiga : kalangan Muhajirin selain ketiga tokoh tersebut bergabung dengan Abu Bakar.
Sahabat Nabi dari kalangan Anshor yang telah berkumpul di Saqifah bani Sa’idah telah sepakat untuk mengangkat Sa’ad bin Ubadah. Untk menjadi pemimpin umat islam tanpa dihadiri oleh kaum Muhajirn. Tetapi dari suku Aus tidak memberi dukungan kepada Sa’ad bin Ubadah. Abu Bakar dan Umar bin Khattab datang  ke Saqifah Bani Sa’idah, kemudian berpidato dihadapan sahabat Anshor yang sedang bermusyawarah dengan memberikan tawaran berupa pembagan wewenang ( power sharing) agar umat islam tidak terpecah. Akhirnya timbul ketegangan diantara para sahabat Anshor dan Abu Bakar. Setelah ketegangan mulai mereda, Abu Bakar  menawarkan Umar bin Khattab dan Abu Ubaidah (keduanya dari kalangan Muhajirin) dan mempersilahkan dari kalangan Ansar unuk membaiat salah satu dai mereka. Akan tetapi keduanya menolak dan berkata : “engkau (Abu Bakar) adalah Muhajirin yang paling utama,engkau yang menemani Rasulullah saat di Gua Tsur, dan menggntikan Rasulullah menjadi imam sholat ketika Rasulullah berhalangan. Abu Bakar akhirnya diangkat menjadi khalifah setelah melalui musyawarah di Saqifah Bani Sa’idah”.
Sepak terjang pola pemerintahan Abu Bakar dapat dipahami dari pidato Abu Bakar ketika ia diangkat menjadi khalifah. Secara lengkap pidatonya sebagai berikut.
“ Wahai manusia sungguh aku telah memangku jabatan yang kamu kerjakan, padahal aku bukan orang yang terbaik diantara kamu. Apabila aku melaksanakan tugasku dengan baik,bantulah aku, dan jika aku berbuat salah , luruskanlah aku. Kebenaran adalah suatu kepercayaan, dan kedustaan adalah suatu penghianatan. Orang yanglemah diantara kamu adalah orang yang kuat bagi ku sampai aku memenuhi hak-haknya, dan orang kuat diantara kamu adalah lemah bagi ku hingga aku mengambil haknya, Insya Allah.janganlah salah seorang darimu meninggalkan jihad. Sesungguhnya kaum yang tidak memenuhi panggilan jihad maka Allah akan menimpakan suatu kehinaan. Patuhlah kepadaku selama aku taat kepada Allah dan Rosul Nya. Jika aku tidak menaati Allah dan RosulNya,  sekali-kali jangan lah kamu menaanti ku . Dirikanlah shalat , semoga Allah merahmati kamu” 
Ucapan pertama ketika di bai’at, ini menunjukkan garis besar politik dan kebijakan abu bakar dalam pemerintahan. Di dalamnya terdapat prinsip kebebasan berpendapat, tuntutan ketaatan rakyat, mewujudkan keadilan, dan mendorong masyarakat berijtihad, serta sholat sebagai intisari takwa.

  Problematika ketika kepemimpinan Abu Bakar As-shidiq:
1.Penyelesaian Kaum Riddat dan Nabi Palsu
Khalifah Abu bakar yang begitu singkat sangat disibukan dengan peperangan. Dalam pertepuran itu tidak hanya melawan musuh-musuh Islam dari luar, tetapi dari dalam. Hal n terjadi karena ada sekelompok orang yang memancangkan panji pemberontakan terhadap Negara islam di madinah dan meninggalkan islam setelah Rosulullah wafat.
Gerakan riddah bermula menjelan Nabi Muhammad jatuh sakit. Ketika tersiar berita beliau, maka gerakan berbelok agama itu meluas di wilayah bagian tengah, timur, selatan sampai Madinah dan Makkah, tempat itu sudah di kepung ketika Abu Bakar menjadi sebagi khalifah.
Gerakan riddat itu bermula dengan kemunculan tiga tokoh yang mengaku dirinya Nabi,guna menyayangi Nabi Muhammad SAW, yaitu MusailamahThuia,Aswad Al-Insah. Para Nabi palsu tersebut pada umumnya menarik hati para orang islam dengan membebaskan prinsip-prinsip moralis dan upacara keagamaan seperti membolehkan minuman-minuman keras, berjudi. Mengurangi Sholat lima waktu menjadi tiga, puasa Rhamadan di hapus, mengubah pembayaran zakat yang wajib menjadi sukarela dan meniadakan batasan dalam perkawinan.
Gerakan Nabi palsu itu berusaha mengusai dan mempengaruhi masyarakat islam dengan menggerakkan pasukan untuk masuk ke daerah-daerah dan mereka semakin gencar melaksanakan misinya. Akan tetapi, Kholifah Abu Bakar tidak tinggal diam, beliau berusaha untuk memadamkan gerakan kaum riddah. Dengan sikap Kholifah Abu Bakar membentuk sebelas pasukan dan menyerahkan Al-liwa,(panji pasukan) kepada masing-masing pasukan. Untuk menumpas hal tersebut Ia membentuk sebelas pasukan masing-masing dipimpin oleh panglima perang yang tangguh seperti Khalid bin Walid,Amr bin Ash, Ikrimah bin Abu Jahal, dan Surabil bin Basanah. Dalam waktu singkat. Seluruh kekacauan dan pemberontakan. yang terjadi dalam Negeri dapat ditumpas dengan sukses.

2. Timbulnya kemunafikan dan kemurtadan hal ini disebabkan adanya an-ggapan bahwa setelah Nabi Muhammad SAW. Wafat, maka segala perjanjian Nabi menjadi terputus.
Adapun orang murtad pada waktu itu ada dua: yatiu
a. Mereka yang menganggap Nabi dan pengikutnya, termasuk didalamnya orang yang meninggalakan sholat, zakat dan kembali mmelakukan kebiasaqan jahliah.
b. Mereka membedakan antara sholat dan zakat, tidak mau mengakui kewajiban zakat dan mengeluarkannya.

3.Penyelesaian Kaum Riddat dan Nabi Palsu
Khalifah Abu bakar yang begitu singkat sangat disibukan dengan peperangan. Dalam pertepuran itu tidak hanya melawan musuh-musuh Islam dari luar, tetapi dari dalam. Hal n terjadi karena ada sekelompok orang yang memancangkan panji pemberontakan terhadap Negara islam di madinah dan meninggalkan islam setelah Rosulullah wafat.
Gerakan riddah bermula menjelan Nabi Muhammad jatuh sakit. Ketika tersiar berita beliau, maka gerakan berbelok agama itu meluas di wilayah bagian tengah, timur, selatan sampai Madinah dan Makkah, tempat itu sudah di kepung ketika Abu Bakar menjadi sebagi khalifah.
Gerakan riddat itu bermula dengan kemunculan tiga tokoh yang mengaku dirinya Nabi,guna menyayangi Nabi Muhammad SAW, yaitu MusailamahThuia,Aswad Al-Insah. Para Nabi palsu tersebut pada umumnya menarik hati para orang islam dengan membebaskan prinsip-prinsip moralis dan upacara keagamaan seperti membolehkan minuman-minuman keras, berjudi. Mengurangi Sholat lima waktu menjadi tiga, puasa Rhamadan di hapus, mengubah pembayaran zakat yang wajib menjadi sukarela dan meniadakan batasan dalam perkawinan.
Gerakan Nabi palsu itu berusaha mengusai dan mempengaruhi masyarakat islam dengan menggerakkan pasukan untuk masuk ke daerah-daerah dan mereka semakin gencar melaksanakan misinya. Akan tetapi, Kholifah Abu Bakar tidak tinggal diam, beliau berusaha untuk memadamkan gerakan kaum riddah. Dengan sikap Kholifah Abu Bakar membentuk sebelas pasukan dan menyerahkan Al-liwa,(panji pasukan) kepada masing-masing pasukan. Untuk menumpas hal tersebut Ia membentuk sebelas pasukan masing-masing dipimpin oleh panglima perang yang tangguh seperti Khalid bin Walid,Amr bin Ash, Ikrimah bin Abu Jahal, dan Surabil bin Basanah. Dalam waktu singkat. Seluruh kekacauan dan pemberontakan. yang terjadi dalam Negeri dapat ditumpas dengan sukses.

  Realitas ketika kepemimpinan Abu Bakar As-shidiq:
1.Peristiwa Tsaqifah Bani Sa’idah
Sejarah mengatakan bahwa, Rasulullah ketika wafat pada tahun 11 H, tidak meninggalkan wasiat orang yang akan menggatikannya. Oleh karena itu para sahib segerah bermusyawarah di suatu tempat yaitu tsaqifah bani saidah guna memili pengganti Rosulullah untuk memimpin umat islam. Dalam pertemuan itu mereka mengalami kesulitan bahkan hampir terja perpecahan di antara golongan, karena masing-masing golongan mengajukan colon pemimpimn dari golongannya sendiri-sendiri. Pihak dari ansor mencalonkan sa’ad bin Ubaidah, sedangkan pihak lain menghendaki Ali bin Abi Tholib sebagai penganti beliau. Peristiwa itu diketahui umar, kemudian ia pergi ke kediaman Nabi dan mengutus seorang untuk menemani Abu Bakar. Kemudian ia berangkat dan dalam perjalanan ia bertemu dengan Ubaidah bin Jarrah. Setibannya dibalai Bani Sa’ad, ia mendapat dua golongan besar kaum Anshar dan Muhajirin sedang bersitegang

2. Sistem Politik Islam Masa Khalifah Abu Bakar
Pergantian Abu Bakar sebagai kholifah sebagaimana dijelaskan pada peristiwa tsaqifah bani sayyidah, merupakan bukti bahwa kholifah menjadi kholifah bukan masa kehendaknya sendiri, tetapi hasil musyawarah mufakat ummat Islam. Maka mulailah beliau menjalankan kekholifahannya, baik sebagai pemimpin ummat maupun sebagai pemimipin pemerintahan
Adapun sistem politik islam pada masa Abu Bakar bersifat “sentral” jadi kekuasaan legeslatif, eksekutif, dan yudikatif terpusat ditangan Khalifah, meskipun sedemikian dalam memutuskan suatu masalah, Abu Bakar selalu mengajak para sahabat untuk bermusyawarah. Karena sistem musyawarah yang dijalankan Abu Bakar dalam pemerintahannya, itu makin memperkuat persatuan itu . Karena rasa tangung jawab yang begitu tinggi dalam diri Abu Bakar juga, maka setipap tindakan yang akan dilakukanya ia musyawarahkan terlebih dulu dan beristikhoroh kapada Allah. Jika Allah telah memberikan pilihannya maka barulah Ia bertindak.

3. Mengirim pasukan dibawah pimpinan Usamah bin Zaid, untuk memerangi kaum Romawi sebagai realisasi dari rencana Rasulullah, ketika Beliu masih hidup. Sebenarny dikalangan para sahabat termasuk Umar bin Khottob banyak yang tidak setuju dengan kebijaksanaan kholifah ini. Alasan mereka, karena dalam negeri sendiri paada saat itu timbul gejala kemunafikaqn dan kemurtadan yang merambah untuk menghancurkan islam dari dalam. Tapi Abu bakar tetap mengirim pasukaqn usamah un tuk menyerbu Romawi, sebab menurutnya hal itu merupakan perintah Nabi SAW.

4. Amanat Baitul Mal
Para sahabat Nabi, beranggap bahwa Baitul Mal adalah amanat Allah dan masyarakat kaum muslimin. Karena itu mereka tidak mengijingkan pemasukan sesuatu kedalamnya dan pengeluaran pada sesuatu darinya. Yang berlawanan dengan apa yamg telah ditetapkan oleh syari;at. Mereka mengharamkan tindakan penguasa yang menggunakan baitul mal untuk mencapai tujuan pribadi.
5. Kekuasaan Undang-Undang
Abu Bakar tdak pernah menempatkan diri beliau di atas undang-undang. Beliau juga tidak pernah memberi sanak kerabatnya suatu kekuasaan yang lebih tinggi dari undang-undang. Dan mereka itu dihadapkan undang-undang adalah sama seperti rakyat yang lain, baik kaum Muslimn maupun non Muslim. 

Kamis, 09 April 2015

contoh acara do'a bersama

Acara Do'a Bersama


Assalamualaikum Wr.Wb


Yang terhormat, Bapak Ketua YPPGMI Bpk.H.Asep Ikhsan S.E,S.Pd
Yang kami hormati, Bapak Kepala Sekolah SMK Wirakarya 1 Bpk.Drs.H.Sugriwana
Yang kami hormati Bapak Kepala Sekolah SMK Wirakarya 2 Bpk.Drs.H.Asep Sugiandi S.Pd,M,M
Yang kami hormati Bapak/Ibu guru dan staf usaha
Yang kami hormati tamu undangan,
Beserta teman-teman semua yang berbahagia

Saya selaku ketua Pelaksana Doa Bersama , menyampaikan puji syukur Kepada Tuhan YME, dimana kita dapat bersama-sama berkumpul dalam acara Doa Bersama Tahun Pelajaran 2014/2015
Maksud dan Tujuan acara ini adalah:
1.    Memberikan kepercayaan diri kepada kelas XII SMK Wirikarya 1 – 2 Ciparay dalam menghadapi Ujian Nasional (UN)
2.    Menjalin tali persaudaraan antara peserta didik dan Bapak/Ibu guru/ Karyawan


Atas terselenggaranya acara ini kami mengucapkan terimakasih kepada:
1.    Bapak Ketua YPPGMI
2.    Bapak Kepala Sekolah SMK Wirakarya 1 – 2 Ciparay
3.    Bapak/Ibu Guru Pembina OSIS
4.    Bapak/Ibu Guru dan Staf TU Tamu
5.    Dan tentu saja kepada teman-teman kelas X dan XI


Hadirin yang terhormat saya selaku ketua panitia memohon maaf apabila dalam pelaksanaan Doa Bersama ini banyak kekurangan. Selamat mengikuti acara ini dengan hizmat . Demikian yang dapat saya sampaikan apabila ada kata-kata yang kurang berkenan saya mohon maaf.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Minggu, 05 April 2015

alat musik calung

Calung

Negara kita memang kaya akan budaya termasuk alat musik nya dalam artikel kali ini saya akan membahas tentang alat musik daerah jawa barat yang terkenal yaitu alat musik calung dimana alat musik yang satu ini terbuat dari bambu dan cara memainkannya dengan di pukul persis seperti angklung dan di bawah ini penjelasnnya dalam versi sunda dan di bawah dalam versi bahasa indonesia
Majalaya Blogger

Calung

 Nyaéta pakakas atawa alat musik Sunda anu mangrupa prototipe (purwarupa) tina angklung. Béda jeung angklung, kusabab cara maénkeun calung mah ku cara di takol (wilahan, bilah) awi anu disusun nurutkeun titi laras (tangga nada) pentatonik (da-mi-na-ti-la). Jenis awi pikeun nyieun calung lolobana tina jenis awi wulung (awi hideung), tapi aya ogé anu dijieun tina awi temen Sajaba dihartikeun salaku pakakas musik, calung ogé jadi istilah sebutan pikeun seni pintonan. Aya dua wangun calung Sunda anu dipikawanoh, nyaéta calung rantay sarta calung jingjin.
Jenis calung anu ayeuna mekar sarta dipikawanoh sacara umum nyaéta calung jingjing. Calung jingjing nyaéta jenis pakakas musik anu geus lila dipikawanoh ku urang Sunda, contona di wewengkon Sindang Heula - Brebes, Jawa tengah, sarta bisa jadi mangrupa kamekaran tina wangun calung rantay.
Di Jawa Barat, wangun kasenian ieu dirintis popularitasnya nalika para mahasiswa Universitas Padjadjaran (UNPAD) anu kagabung dina Departemen Kesenian Déwan Mahasiswa (Lembaga kesenian UNPAD) mekarkeun wangun calung ieu ngaliwatan kreativitasnya dina taun 1961. Numutkeun salah saurang panaratasna, Ekik Barkah, yén dijieunna calung jinjing katut pintonanana kailhaman ku wangun kaulinan dina pintonan réog anu ngadumaniskeun unsur nakol, unggut sarta lagu dina hiji pintonan.
Saterusna dina taun 1963 wangun kaulinan sarta tatabeuhan calung leuwih dimekarkeun deui ku parakanca ti Studiklub Teater Bandung (STB; Koswara Sumaamijaya dkk), sarta antara taun 1964 - 1965 calung leuwih dimasyarakatkeun deui ku parakanca di UNPAD minangka seni pintonan anu boga sipat hiburan sarta informasi (penyuluhan (Oman Suparman, Ia Ruchiyat, Eppi K.,Enip Sukanda, Edi, Zahir, saparakanca), sarta grup calung SMAN 4 Bandung (Abdurohman dkk).
Saterusna muncul grup-grup calung di Bandung, contona Layung Sari, Ria Buana, Glamor (1970) jrrd, nepi ka danget ayeuna, muncul ngaran-ngaran idola pamaén calung diantarana Tajudin,Nirwan, Odo, Uko Hendarto, Adang Cengos, jeung Hendarso. Kamekaran kasenian calung kacida onjoyna di Jawa Barat. Ieu hal téh ngabalukarkeun ditambahanana sawatara pakakas musik dina calung, contona kosrék, kacapi, piul (biola), komo kiwari mah aya anu dilengkepan keyboard jeung gitar. Unsur vokal pohara dominan dina calung, ku kituna réa muncul vokalis calung kawéntar, kawas Adang Céngos, sarta Hendarso.



Pengertian  alat musik calung versi Indonesia


Calung merupakan alat musik tradisional Jawa Barat yang terdiri dari deretan tabung bambu yang disusun berurutan dengan tangga nada pentatonik dan dimainkan dengan cara memukul bagian bilah atau tabungnya.Bambu yang dipakai untuk membuat alat musik calung berasal dari jenis awi temen(Gigantochloa Atter (Hassk.) Kurz) atau awi wulung(Gigantochloa Atroviolacea Widjaja).

Secara etimologi, kata calung berasal dari “caca cici sing kurulung” yang berarti suara bilah bambu yang dipukul.

Ada dua jenis calung yang terdapat di Jawa Barat, yakni Calung Rantay dan Calung Jinjing.

1. Calung Rantay

Calung rantay bilah tabungnya dideretkan dengan tali kulit waru (lulub) dari yang terbesar sampai yang terkecil, jumlahnya 7 wilahan (7 ruas bambu) atau lebih. Komposisi alatnya ada yang satu deretan dan ada juga yang dua deretan (calung indung dan calung anak/calung rincik). Cara memainkan calung rantay dipukul dengan dua tangan sambil duduk bersilah, biasanya calung tersebut diikat di pohon atau bilik rumah (calung rantay Banjaran-Bandung), ada juga yang dibuat ancak “dudukan” khusus dari bambu/kayu, misalnya calung tarawangsa di Cibalong dan Cipatujah, Tasikmalaya, calung rantay di Banjaran dan Kanekes/Baduy.

2. Calung Jingjing

Adapun calung jinjing berbentuk deretan bambu bernada yang disatukan dengan sebilah kecil bambu (paniir). Calung jinjing terdiri atas empat atau lima buah, seperti calung kingking (terdiri dari 12 tabung bambu), calung panepas (5 /3 dan 2 tabung bambu), calung jongjrong(5 /3 dan 2 tabung bambu), dan calung gonggong (2 tabung bambu). Kelengkapan calung dalam perkembangannya dewasa ini ada yang hanya menggunakan calung kingking satu buah, panempas dua buah dan calung gonggong satu buah, tanpa menggunakan calung jongjrong Cara memainkannya dipukul dengan tangan kanan memakai pemukul, dan tangan kiri menjinjing/memegang alat musik tersebut. Sedangkan teknik menabuhnya antar lain dimelodi, dikeleter, dikemprang, dikempyung, diraeh, dirincik, dirangkep (diracek), salancar, kotrek dan solorok.


Fungsi Calung

Tentunya berbagai alat musik yang digunakan memiliki fungsi yang berbeda-beda. Pada awalnya, calung berfungsi sebagai sarana upacara ritual masyarakat sunda. Calung difungsikan sebagai alat pengiring dalam upacara adat seperti mapag sri. Selain sebagai media upacara ritual, calung pun berfungsi sebagai alat hiburan dan seni pertunjukan.
Dalam perkembangannya, fungsi calung bergeser pada fungsi yang terakhir, yakni sebagai seni pertunjukan. Sebagai seni pertunjukan yang menggunakan alat pokok calung, calung telah melahirkan beberapa seniman. Kita lihat saja seniman asal Jawa Barat, Hendarso (Darso), yang menunjukkan bakat seninya yang diiringi dengan calung.
Sebenarnya, para inohong Sunda sangat bergembira dengan munculnya Darso. Darso telah dianggap mempopulerkan calung sebagai alat musik tradisional sunda. Gaya seni pertunjukan Darso ternyata telah merasuk kepada para penerus musik tradisional sunda. Untuk mengikuti perkembangan zaman, sekarang calung telah dipadukan dengan jenis musik tertentu, yakni dangdut.
Ada sebutan yang menarik bagi jenis musik calung ini, yaitu caldut (calung dangdut). Namun, apapun bentuk dan jenisnya, hal tersebut ternyata dapat melangsungkan keberadaan alat musik tradisional Jawa Barat ini. Di samping pelestarian alat musik tradisional ini yang dilakukan oleh Paguyuban Seni Calung (PSC) Jawa Barat.


Perkembangan Calung

Jenis calung yang sekarang berkembang dan dikenal secara umum yaitu calung jinjing. Calung jinjing adalah jenis alat musik yang sudah lama dikenal oleh masyarakat Sunda, misalnya pada masyarakat Sunda di daerah Sindang Heula – Brebes, Jawa tengah, dan bisa jadi merupakan pengembangan dari bentuk calung rantay. Namun di Jawa Barat, bentuk kesenian ini dirintis popularitasnya ketika para mahasiswa Universitas Padjadjaran (UNPAD) yang tergabung dalam Departemen Kesenian Dewan Mahasiswa (Lembaga kesenian UNPAD) mengembangkan bentuk calung ini melalui kreativitasnya pada tahun 1961. Menurut salah seorang perintisnya, Ekik Barkah, bahwa pengkemasan calung jinjing dengan pertunjukannya diilhami oleh bentuk permainan pada pertunjukan reog yang memadukan unsur tabuh, gerak dan lagu dipadukan. Kemudian pada tahun 1963 bentuk permainan dan tabuh calung lebih dikembangkan lagi oleh kawan-kawan dari Studiklub Teater Bandung (STB; Koswara Sumaamijaya dkk), dan antara tahun 1964 – 1965 calung lebih dimasyarakatkan lagi oleh kawan-kawan di UNPAD sebagai seni pertunjukan yang bersifat hiburan dan informasi (penyuluhan (Oman Suparman, Ia Ruchiyat, Eppi K., Enip Sukanda, Edi, Zahir, dan kawan-kawan), dan grup calung SMAN 4 Bandung (Abdurohman dkk). Selanjutnya bermunculan grup-grup calung di masyarakat Bandung, misalnya Layung Sari, Ria Buana, dan Glamor (1970) dan lain-lain, hingga dewasa ini bermunculan nama-nama idola pemain calung antara lain Tajudin Nirwan, Odo, Uko Hendarto, Adang Cengos, dan Hendarso.
Perkembangan kesenian calung begitu pesat di Jawa Barat, hingga ada penambahan beberapa alat musik dalam calung, misalnya kosrek, kacapi, piul (biola) dan bahkan ada yang melengkapi dengan keyboard dan gitar. Unsur vokal menjadi sangat dominan, sehingga banyak bermunculan vokalis calung terkenal, seperti Adang Cengos, dan Hendarso.
Calung yang hidup dan dikenal masyarakat sekarang merupakan prototipe dari angklung yang cara menabuhnya berbeda dengan angklung , cara menabuh calung yaitu dengan memukul-mukul batang ( wilahan ) dari ruas-ruas atau tabung bambu yang tersususn menurut titi laras ( tangga Nada ) penta tonik ( da mi na ti la da )
Ada dua bentuk calung Sunda yaitu calung rantay dan calung Jinjing waditra calung jinjing terbuat dari bahan bambu hitam ( awi hideung) dan seperangkat calung jinjing yang digunakan da;lam pertunjukan biasa bertangga nada Salendro ( bertangga nada Pelog ) serta Madenda ( nyorog ) wadrita calung jinjing merupakan perkembangan dari bentuk calung Rantai/ calung Gambang , calung dalam bentuk ini sudah merupakan seni pertunjukan yang bersifat hiburan .
calung jinjing berasal dari bentuk dasar calung rantay ini telah dibuat dalam empat bagian bentuk wadrita yang terpisah , keempat buah wadrita terpisah ini memainkan dengan cara dijinjing oleh empat pemain dan masing-masing memegang calung dalam fungsi berbeda . Wadrita calung terdiri dari 1 Kingking, 2 Panepas, 3 jongong, 4 gonggong sedangkan calung kingking jumlahnya limabelas nada / oktaf dala nada yang paling kecil ( teringgi )
Calung Panepas jumlahnya lima potong untuk lima nada (1Oktaf) nadanya merupakan sambungan nada terendah calung kingking dan dari lima nada tersebut ada yang yang dibagi dua ada yang digorok ( disatukan jongjong seperti halnya panepas yang berbeda hanya nadanya yang lebih rendah dari panepas ) nada panepas bentuknya selalu tinggi dibagi dua yaitu 3 potong untuk nada berturut-turut dari yang tinggi , dua potong untuk dua nada lanjutan
Calung Gonggong merupakan calung yang paling besar jumlahnya hanya dua bumbung yang disatukan keduanya dalam nada rendah diantara keseluruhan calung . Jenis calung yang sekarang berkembang dan dikenal adalah calung jinjing .
Calung yang perkembangannya lebih mengarah pada kecalung dangdut ( caldut) lagu maupun musiknya ditambah drum, gitar, keybord dan memakai tata lampu untuk pertunjukannya. Di Kabupaten Bandung yang tercatat di Dinas Kebudayaahn dan Parawisata tersebar di Kecamatan maupun di desa-desa kurang lebih 40 group diantaranya Marahmay, Oces, Cinde agung, Sinar Pasundan, Mitra Siliwangi, Calawak Group, Mekar wangi, Gentra Priangan, Dangdiang, sariak layung dll.

 


not lagu indonesia raya

 Not Angka dan Not Balok lagu indonesia raya

not lagu indonesia raya not balok



Not Lagu Indonesia Raya Not Angka

3  4 5 3` 3` 2` 2` 1` 5 5 5 6 5 4 3 2
In do ne sia ta nah a . ir ku ta
nah tum pah da rah ku
2 3 .4 2` 2` 1` 1` 7 6 5 5 7 6 5 4 3
di .sa na lah a . ku ber di ri
ja ,di .pan du i bu ku
3  4 5 3` 3` 2` 2` 1` 5 5 5 6 . 5 1` 2` 7 6
In do ne sia ..ke bang sa an ku
Bang sa dan ta nah a ir ku
6 6 ..4` .4` 3` .2` .5` 1` 7 .6
..5 4` 3` . 2` .1`
Ma ri lah ki .ta ber se ru In
do ne sia ber sa tu
5 . 5 6 4` 4` 4` 4` .4`
3` 1` 1` .1`
Hi dup lah .ta nah ku hi dup
lah ne gri ku
7 1` 2` 5` 5` . 5` 4` .4`
3` 1`
Bang sa ku rak yat ku se mu a
nya
5 5 6 . 4` 4` .. 4` 4` 4`
3` 1` 1` . 1`
Ba ngun lah ji wa nya Ba ngun
lah ba dan nya
7 1` 2` 5` . 5` 3` .2` 1`
Un tuk In do ne sia ra ya
Reff :
1` .1` 4` .6` 6` 6` .6` 6` 5`
.3` 3` 3`
In do ne sia ra ya mer de ka mer de ka
5` 5` 4` 2` .2` .2` . 5` 4` ..
3` 1`
Ta nah ku ne gri ku yang ku
cin ta
1` .1` 4` .6` 6` 6` . 6` 6` 5` .
3` 3` 3`
In do ne sia ra ya mer de ka
mer de ka
5` 5` 5` 4` 3` 2` 3` .2` 1`
Hi dup lah In do ne sia ra ya

kumpulan kawih sunda

Kawih Sunda atau Lagu Sunda

 

majalaya blogger
Dalam artikel kali ini saya akan membagikan beberapa lagu atau kawih sunda bagi sobat yang suka akan lagu daerah khususnya jawa barat berikut ini kumpulan kawih sunda

DURIAT

Penyanyi : Yayan Jatnika

Dina hate kuring anjeun cicing
Dina hate anjeun kuring cicing
Bener-bener henteu bisa ngejat
Dibeungkeut ku tali duriat

Sanajan loba nu daratang
Pating kuriling neangan lawang
Pating kaletrok kana panto hate
Tapi ku urang teu dipalire

Duriat teu bisa digantian ku rupa
Duriat teu bisa dihilian ku harta
Duriat teu bisa di aya-aya
Duriat datang na heunteu kapaksa

Dikotretkeun dina hate tidituna
Diguratkeun dina rasa tidituna
Dibuka di baca ku urang duaan
Di jaga di riksa pinuh rasa ka heman

AYUN AMBING

Penyanyi : Agus Coley

Deungkleung dengdek
Anaking jimat awaking
Geura bobo
Panutan kalbu
Ema hidep aya di pangumbaraan
Nyiar rizki buburuh jadi TKI
Deungkleung dengdek
Anaking di ayun ambing
Ulah rungsing tepung jeung peuting
Anggur nyaring na mangsa keur sepi jempling
Ngadu'a Ema hidep enggal mulang

Ukur cimata nu jadi ubarna
Rasa kasono
teu weuleh ngadodoho

Sanajan urang paanggang
Hate mah paanjang anjang
Sanajan urang papisah
Ka Gusti Urang sumerah diri

Kieu buktina
Kedah kieu nasibna

JANG

Panyanyi : Oon


Jang
Hirup teh teu gampang
Teu cukup ku dipikiran
Bari kudu dilakonan
Jang
Jalan kahirupan
Heunteu sapanjang na datar
Aya mudun jeung tanjakan

Kudu sabar dina kurang
Ulah neupak dada beunghar
Salawasna kudu syukur
Eling ka nu Maha Agung
Kade hidep bisi kufur

Jang

Cing jadi jalma hade
Cing jadi jelema gede
Beunghar harta jeumar hate
Jang
Hidep cing ngajalma
Turut parentah agama
Ulah jauh ti ulama

Nyobat sareng ahli tobat
Dalit sareng para kiyai
Hirup keuna ku owah gingsir
Ngarah aya anu ngageuing
Mangsa lengkah ninggang salah

Cing pinter tur bener
Cing jujur ton bohong
Ulah nganyeurikeun batur
Ngarah hirup loba dulur

Raksa ucap langkah
Tekad jeung tabe'at
Ngarah pinanggih bagja
Salamet dunia akherat

Jang..
Jang…
Cing jadi jalma sholeh
Jang…. Jang…
Hidep cing sholeh

BUDAK JALANAN

Panyanyi : Kustian


Ceuk batur mah
Kuring teh budak jalanan
Gawe ukur ngamen
Dina kandaraan
Sabenerna hate ngarasa nalangsa
Puguh hirup ragap taya
Kolot teu apal dirupa
Jeung deui duka di mana

Mun panas….
Kapanasan…
Mun hujan…
Kahujanan…
Mun reup peuting ngadon sare di emperan
Da puguh hirup di jalan
Hanteu boga petempatan
Pikeun pangbalikan

Timana…timana.. atuh timana
Diri kuring timana atuh asalna
Kumaha…kumaha.. atuh kumaha
Diri kuring na kumaha mimitina
Ya Allah paparin abdi pituduh
Na dimana kolot abdi teh ayeuna..


BENTANG MANGLAYANG

Penyanyi : Yayan Jatnika

Bentang luhureun manglayang
Ting kareutip anteung ngiceupan
Kamari peuting ayeuna
Bentang rapang lobana angger sarua

Handapeun bentang manglayang
Manehna keur ngadagoan
Nanggeuy saruntuyan bentang
Meunang mipit ti luhur Gunung Manglayang

Weungi enjing nun……
Urang peutik ku dua-an
Urang runtuy nun…..
Keur kongkoyang pangantenan

Weungi ieu wayah na urang paanggang
Tapi soca tangtos sami keur milang bentang manglayang

Bentang luhureun manglayang
Ting kareutip anteung ngiceupan
Kamari peuting ayeuna
Bentang rapang lobana angger sarua

PABALIUT

Panyanyi : Doel Sumbang

Kuring bogoh ka Entin
Entin bogoh ka Rustam
Rustam bogoh ka Oneng
Oneng bogoh ka Darman
Darman bogoh ka Acah
Acah bogoh ka Unang
Unang bogoh ka Edoh
Edoh bogoh ka Dayat
Dirasa rasa
Beuki karasa
Dipikir pikir
Beuki kapikir
Bumi alam bumi alam asa nguir
Mikiran cinta jadi panas gulicir
Dirasa rasa
Beuki karasa
Dipikir pikir
Beuki kapikir
Nu di cinta balik nu di jiga bacir
(Tungtungna mah aral bulu irung we….)
Dayat bogoh ka Mumun
Mumun bogoh ka Edeng
Edeng bogoh Ecin
Ecin bogoh ka Oyo

Oyo bogoh ka Epon
Epon bogoh ka Kurdi
Kurdi bogoh ka Embe
Embe bogoh ka Kuring

OJEG

Penyanyi : Yana Kermit

Aduh bagja pisan
Narik ojeg ngalarisan
Nu numpakna geulis pisan
Hate sok seseredetan
Keur kasalemetan
Nu geulis kedah nyepengan
Sanes akang teu uyahan
Cunihin teu pisan-pisan
Ulah sok ugal-ugalan di jalan
Kebut-kebutan keur jalan
Bisi balikna tinggal ngaran
Ulah sok ugal-ugalan di jalan
Kebut-kebutan keur jalan
Mun nabrak budak digarebugan
Ojeg
ongkos ngajegang
Lamun ngojeg ulah parebut penumpang
Ojeg
ongkos ngajegang
Lamun ngojeg tong bari mikiran hutang
Komo deui lamun narik bau ao
Nya dijamin penumpang nyebut nu gelo

MEGA SUTRA PANTAI CARITA

Penyanyi : Darso


Mega sutra di langit pantai carita
Bodas nyacas dipulas endahna rasa
Saksi asih dina munggaran carita
Waktu urang nepungkeun geuteurna cinta
Dina dada aya rasa
Dina rasa aya bagja
Ngagalura ibarat ombak sagara
Di sisi basisir
Laut pantai carita
Nya didinya urang teh wakca balaka
Mega sutra di langit pantai carita
Bodas nyacas dipulas katineung rasa
Saksi asih mekarna hareupan cinta
Poe isuk muga laksana paneja
Mega sutra….
Di langit pantai carita

AMPARAN SAJADAH

Penyanyi : Darso / Hetty K. Endang

Dina amparan sajadah
Abdi sumujud pasrah
Diri nu lamokot ku dosa
Nyanggakeun sadaya daya
Dina amparan sajadah
Abdi sumujud pasrah
Mundut panghampura Gusti
Ya Allah Robbul 'izzati
Taya deui
Panglumpatan
Taya deui
Pamuntangan
Mung Allah pangeran abdi
Pangeran anu sajati


DUKA TEUING

Penyanyi : BARAKATAK

Duka teuing kunaon
mun nempo anu demplon
teu bisa miceun panon
sok hayang geura leleson
Duka teuing kunaon
Meuni bun ceuli panon
noong anu keur ocon
sok hayang milu ka enggon
Duka teuing kumaha
meuni asa kabita
nempo bitis nu geulis
ngadadak sok panas tiris
Duka teuing palaur
heureuy jeung anak batur
ocon diluhur kasur
katewak di cereg tuur
Duka teuing ceuk saha
mun hayang ka si eta
ngomong tong hare hare
dijamin pasti dibere
Duka teuing ku saha
da kuring teu rumasa
can kawin geus eusian
budakna euweuh bapaan
Duka teuing ku aneh
siga istri nu sholeh
aya ku lebar teuing
sok ngalayab unggal peuting
Duka teuing ku heran
ngaku masih parawan
tapi teu kanyahoan
tos loba nu ngaraosan

BUDAK SAHA

Penyanyi : Wina

Dipikir siang jeung weungi
Hirup teh naha nyorangan
Dirasa rasa da puguh aya nu boga
Ema bapa anjeun dimana
Teu sangka ku nasib diri
Hirup teh pahat tulalis
Lami gede cicing di yayasan
Ema bapa anjeun dimana
Duh gusti…
Ari abdi budak saha
Teu puguh laratannana
batin ceurik balilihan

Ari abdi budak saha
Ieu hate terus tumanya
Na dimana anu ngandung
Na dimana nu ngayuga

Ari abdi budak saha
ieu hate terus tumanya
Na dimana ari indung
Na dimana ari bapa

BOGOH KASAHA

Penyanyi : Rya Fitria

Bogoh ka saha
Bogoh ka urang mana
Geura balaka…a…a..
Ulah rek asa asa
Milih milih numana
Milih nu kumaha
Ulah cangcaya..a…a..
Bisi kaduhung ahirna
Percaya..a..a..
Kana takdirna
Percaya..a..a..
Kana takdirna
Lamun enya jodona
Lamun enya kuduna
Moal rek aya…a…a..
Nu bisa misahkeunnana
Lamun enya cintana
Lamun enya hayangna
Ulah rek aya…a…a..
Nu nyoba misahkeunnana
Percaya..a..a..
Kana takdirna
Percaya..a..a..
Kana takdirna

SELEBRITIS

Penyanyi : Doel Sumbang

Selebritis Bandung
Tante-tante muda-muda
Cantik-cantik necis-necis
Ngariung di juru kafe
Arisan sabulan gope
Anak salaki di imah
Teu kaurus cuek aje
Selebritis Bandung
Ramping-ramping menor-menor
Modis-modis konon kaya
Bari sibuk nyoo hape
SMS-san jadi gawe
Ngondang balad salevel
Lanjut ka karoke
Iuran papatungan
Di karoke suka bungah
Lalajo doger jelema
Bugil..bugil… 2X
Selebritis Bandung
Korek api kaca mata
Jam tangan sapatu baju
Kudu merek nu terkenal
Bari mutlak original
Soal harga mahal
Isuk ge urusan cingcay
Sakapeung pikarunyaeun
Disiksa ku gaya hirup
Sanajan geus ludes bangkrut
Bacot mah angger ondedol
Medikyur medikyur
Bulu halis di cukir
Medikyur medikyur
Bulu kelek di cukur
Medikyur medikyur
Bulu bitis di cukur
Medikyur medikyur
Palay nu saageung tuur


 Tanjakan Burangrang

Penyanyi  Darso

Aya Asih aya cinta
Miguraan dua hate
Nu tepang pada harita
Nambahan tilam katresna
NyengiTan janji duaan
HarePan datang nemboNgan
NgoleBat bagja duaan

Lebah tanjakan burangrang
Di diNya ngancikna Rasa
Lebah Tanjakan burangRang
Di diNya janji duaAn
Lebah tanjakan burangrang
Di diNya ngancikna Rasa
Lebah Tanjakan burangRang
Di diNya janji duaAn
Lebah tanjakan burangrang
Aya tapak rasa cinta
Waktu kuring datang deui
Tiluan eujeung si cikal

ASIH URANG CINTA URANG


Penyanyi : Heti Koes Endang 

Asih urang di apungkeun ka langit
Muntang kana mega
Ucang angge duaan

Asih urang di apungkeun ka langit
Meungkeut dina bulan
Ayang-ayangan duaan

Asih urang ting karetip dina bentang celak
dumalingna cinta
Diapingku jempling peuting
di ayun ku lagu dengkleung
hariring gentra ka tineung
urang duaan

Asih urang kahibaran linduh bulan sirna
cahayana nyinglar kapati sungkeman asih
purnama harepan bagja
natar kahayang laksana
satuhu salalamina


EMUT BAE


Lain ti baheula atuh kang urang teh pateupang
Ieu hate abdi atuh kang emut bae ka eungkang
Teu benang dipapalerkeun,teu benang di bebenjokeun

Lain ti baheula atuh kang urang teh patepang
Ieu hate abdi atuh kang,emut wae ka eungka
Tuebeunang dipapalerkeun,tue benang dibebenjokeun

Reff:
Dipapareng sugan jaga
Endah mun laksana
Wangi asih nu duaan
Imut bagia tineung rasa

Dipapareng sugan jaga
Endah mun laksana
Wangi asih nu duaan
Imut bagja tineung rasa

Aduh engkang
Emut bae ka eungkang
Aduh engkang baabdi kabiluyuingan

Recent Posts